Hari ini Bhante akan membicarakan mengenai Subyek dari Kematian.
Apakah anda ingin mendengarkan tentang kematian ?
Pada minggu yang lalu, Bhante sudah membicarakan mengenai neraka, bagi yang belum mendengarkannya, bisa mendengarkan mengenai dhammatalk tersebut.
Apakah menurut anda kematian dan neraka saling berhubungan ?
Bagi mereka yang lalai , maka kematian dan neraka itu relasinya sangat dekat sekali.
Jadi Sebagai pengingat bagi kita semua , Hari ini Bhante akan membicarakan mengenai kematian.
Kapanpun kita membicarakan mengenai kematian, kita harus membicarakan mengenai kelahiran juga.
Bhante ingin menunjukkan, bahwa kebiasaan manusia di hadapan kelahiran dan kematian itu sesungguhnya sangatlah aneh. Apanya yang sangat aneh ? Dan Mengapa ?
Di saat kelahiran ketika seorang anak terlahir dalam kondisi menangis, orang-orang tersenyum, muka mereka berseri seri dengan ekspresi yang membahagiakan.
Tetapi di saat kematian, di saat jam-jam terakhir seseorang tiba, maka orang-orang pun menangis, ekspresi muka mereka menyiratkan kesedihan dan duka.
Dua kebiasaan ini menurut Bhante sebagai sesuatu hal yang tidak lazim, ketika seseorang terlahir menangis orang orang tersenyum, ketika seseorang menanti jam-jam terakhirnya orang orang menangis. Benar ?
Sebenarnya sebagai ganti daripada menjadi berbahagia dan tersenyum di saat kelahiran dari seorang bayi, kita juga harus mempertimbangkan dengan hati-hati akan apa yang akan menanti anak tersebut. Kenapa ?
Karena dia datang ke dunia yang penuh penderitaan, dia juga akan mengalami penderitaan.
Kemana bayi ini datang ? Dia datang ke dunia yang penuh dengan penderitaan, dia juga akan menderita. Seperti halnya semua manusia, Bayi yang baru lahir tersebut terikat pada Dukha bukan pada Sukha. Seperti layaknya pada orang lain, dia juga akan menjadi sebab dari banyak Dukha, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Bayi kecil tersebut juga akan mengalami berbagai macam jenis penderitaan yang telah kita alami di kehidupan sekarang.
Oleh Karena itu dia terlahir, maka dia juga menjadi subjek dari penyakit, karena dia terlahir maka dia menjadi subjek dari usia tua, karena dia terlahir maka dia merupakan subjek dari kekhawatiran, karena dia terlahir maka dia merupakan subjek dari kesedihan, karena dia terlahir maka dia merupakan subjek dari keserakahan, karena dia terlahir maka dia merupakan subjek dari Dukha, karena dia terlahir maka dia merupakan subjek dari rasa takut, karena dia terlahir maka dia tidak dapat lepas dari kematian, Ini adalah kondisi-kondisi yang patut diratapi.
Lebih lanjut lagi, dikarenakan ketidak tahuan akan kebenaran, maka dia akan melanjutkan untuk mengakumulasikan perbuatan tidak baik lebih dan lebih lagi di sepanjang masa kehidupannya.
Kebanyakan orang mengakumulasi timbunan perbuatan tidak baik di sepanjang masa kehidupannya. Jika dia melakukan hal tersebut maka dia akan jatuh ke salah satu dari 4 alam rendah ketika kematiannya.
Jadi dapat dikatakan bahwa kelahiran melanjutkan seseorang dalam perbudakan. Dengan perenungan kita dapat melihat bahwa kelahiran membawa sejumlah besar penderitaan dan rasa sakit bersamanya. Tetapi orang-orang tidak suka untuk mengakui hal tersebut. Orang tua melewatkan kehidupan mereka dengan berusaha untuk menyediakan kesejahteraan bagi anak-anaknya. Mereka membuat diri mereka lelah untuk anak-anak mereka. Benar ?
Hari demi hari tubuh mereka menjadi semakin tua dan semakin tua, lebih lemah dan lebih lemah lagi, akhirnya suatu hari nanti mereka pun akan meninggal. Kelahiran mengarah pada kematian. Ini adalah hal yang tidak terelakan. Akhir kita telah dijamin oleh permulaan kita. Tidak ada siapapun yang dapat menghindar dari kematian. Ini adalah dukha yang mengikuti kelahiran, Ini adalah dukha yang lahir dari kelahiran.
Adalah wajar bagi orang-orang merasa senang oleh kehadiran dari seorang bayi.
Meskipun demikian kelahiran dianggap menyenangkan, karena sebagian besar orang tidak hanya melihat atau mengakui adanya dukha yang tidak terpisahkan yang terdapat di dalamnya. Meskipun orang-orang mengetahui bahwa manusia adalah fana, tetapi mereka tidak ingin mengalami kefanaan mereka sendiri. Apakah anda ingin mengalami kefanaan anda sendiri ?
Menurut bhante, kalau bisa kita semua tidak ingin mengalami, kita semua ingin hidup, tidak ingin meninggal.
Bhante ingin bertanya : “ Apakah baik jika kita tidak meninggal ? Bagaimana menurut anda ? “
Kalau tidak ada penderitaan mungkin lebih baik kita tidak meninggal, tetapi kita juga akan mengalami usia tua, kita akan mengalami penyakit, dan kita juga akan menderita.
Tidak semua orang tidak ingin mengalami kematian, tetapi apakah jika kita tidak mengalami kematian merupakan hal yang baik, tolong pertimbangkan dengan baik-baik.
Bhante membaca suatu kisah mengenai orang yang tidak ingin meninggal, Apakah anda ingin mendengarkannya ?
Di suatu Negara ada seseorang yang terlahir dengan tanda lahir di keningnya. Ketika bayi tersebut lahir orang-orang merasa sangat sedih sekali atas anak tersebut. Seorang anak yang tidak beruntung telah lahir. Sama seperti orang orang pada umumnya, anak tersebut juga akan menjadi semakin tua dan semakin tua dari hari ke hari. Beberapa dari temannya, pada saat mereka berusia 60 tahun, 70 tahun, mereka pun meninggal.
Beberapa dari temannya, pada usia 80 tahun,90 tahun , mereka pun meninggal. Tetapi dia sendiri tidak meninggal, dan usianya sudah mencapai 100 tahun, dan dia belum meninggal , Tetapi dia menjadi semakin tua, sakit, menderita. Dan kemudian sudah berusia 120 tahun juga belum meninggal. Banyak terdapat orang orang yang muda juga telah meninggal. Tetapi bagi dirinya waktunya belum tiba. Dan sampai usia 150 tahun juga masih belum. Apa yang terjadi pada dirinya ?
Dia tidak dapat mengerti kata kata dari generasi muda, dan dia juga melupakan banyak hal, apa yang diingat pada saat dia masih muda, sekarang dia sudah tidak dapat mengingatnya lagi. Dia menderita dikarenakan usia tuanya. Jadi semua orang yang sudah tua sudah meninggal , orang yang muda juga sudah meninggal , jadi yang ada hanyalah orang orang yang usianya jauh lebih muda dibandingkan dia. Apa yang terjadi ? ketika dia mendengar orang lain meninggal , dia menjadi sangat iri sekali dan cemburu. Dia berpikir, Oh semua orang meninggal, saya sendiri belum meninggal, Oh saya ingin meninggal. Apa alasannya ? Karena tanda lahir itu, Dikarenakan tanda tersebut maka orang tersebut tidak akan meninggal.
Jadi tujuannya adalah agar kita mengetahui, jika kita tidak meninggal sementara kita mengalami banyak penderitaan itu benar benar merupakan suatu hal yang sangat dukha sekali.
Tidak akan ada kehidupan tanpa adanya penderitaan jika tidak bisa memberi suatu akhir dari kehidupan tersebut. Oleh karena itu adalah baik memang untuk tidak meninggal, jika tidak terdapat penderitaan. Tetapi dimana kita bisa mendapatkan kehidupan yang seperti demikian ( kehidupan yang tidak ada penderitaan).
Bhante telah memberikan penjelasan sebelumnya, mengenai makhluk-makhluk dewa, makhluk-makhluk di neraka, kehidupan di alam manusia, apakah ada diantara ketiga tersebut adanya kehidupan yang tanpa adanya penderitaan. Tidak ada.
Meskipun kita tidak ingin mengalami kefanaan diri kita sendiri, namun kita harus mengalaminya dan menerimanya. Kematian itu baik. Tapi tanpa kematian itu adalah yang terbaik.
Bagi mereka mengalami penderitaan tetapi mereka tidak meninggal , itu bukanlah suatu hal yang baik bagi mereka. Tapi bagi mereka yang bisa mencapai keadaan tanpa kematian maka itu adalah yang terbaik.
Jadi, Untuk mengingatkan kita semua, kita akan mengalami kematian suatu hari nanti meskipun kita tidak ingin mengalaminya. Bukanlah suatu hal yang mudah untuk bisa menghadapai kematian , Oleh karena itu kita semua mengetahui bahwa manusia itu adalah fana.
Tetapi kita harus menanyakan kepada diri kita sendiri “Apakah kita sudah siap untuk meninggal ?” ,Ini merupakan pertanyaan yang sangat penting sekali.
Sekarang Bhante akan memberitahukan apa itu kefanaan. Mereka itu tidak ingin mengalami kefanaan dari mereka sendiri. Bahkan beberapa orang berpikir bahwa dengan melihat mayat itu berarti kesialan, Benar ? Ya, ada orang yang berpikir bahwa hanya dengan melihat mayat itu merupakan suatu kesialan, sehingga mereka pun berusaha menghindari semua kesempatan-kesempatan seperti demikian.
Bhante mempunyai murid yang tidak pernah melihat mayat sama sekali di kehidupan mereka. Apakah Anda percaya ?
Ketika Bhante mengajarkan mereka objek meditasi mengenai perenungan terhadap kematian , Bhante mengalami kesulitan. Kenapa ? Karena untuk mempelajari perenungan terhadap kematian , mereka perlu mengambil mayat sebagai objek meditasi mereka.
Ketika Bhante memberikan instruksi kepada mereka, apa yang mereka katakan ? Saya tidak pernah melihat mayat di dalam kehidupan saya, Beberapa mengatakan bahwa di Negara saya jika melihat mayat itu dianggap sebagai suatu kesialan. Jadi meskipun kematian adalah bagian dari kehidupan, sama halnya seperti kelahiran, mereka tidak memiliki pengalaman langsung untuk bisa melihat mayat.
Jadi ketika Bhante mengajari mereka meditasi perenungan terhadap kematian, Bhante harus mencari foto mayat untuk ditunjukkan kepada mereka. Hanya demikianlah mereka baru sanggup mengambil mayat sebagai objek meditasi mereka. Sebaliknya kapanpun bhante melihat mayat, Bhante memandangnya sebagai suatu peristiwa yang menguntungkan. Kenapa ?
Hal tersebut memberi Bhante motivasi untuk merenungkan kematian terhadap diri Bhante sendiri. Ketika Bhante melihat mayat, maka Bhante akan merasakan seperti melihat suatu kenyataan yang tak bisa disangkal. Hal tersebut memberi Bhante kesempatan untuk berpikir akan kebenaran alami daripada jasmani. Hal tersebut telah dialami oleh Bhante sejak Bhante masih seorang anak-anak.
Kapanpun Bhante melihat mayat, maka hal tersebut membuat Bhante Berpikir. Ketika Bhante melihat kepada warna kulit mayat yang menjijikkan dari seonggok mayat , maka Bhante seolah melihat kulitnya sendiri seperti kulitnya tersebut mengalami perubahan.
Bhante mengetahui bahwa kehidupannya akan berakhir, oleh karena itu kita akan meninggal juga.
Disaat itu disaat masih muda, Bhante merasa kehidupan sangatlah sia-sia, rasa keterdesakkan spiritual muncul dalam diri Bhante. Tapi dikarenakan saat itu Bhante masih muda, maka Bhante tidak mengetahui apa yang harus dilakukan terhadap perasaan yang tidak lumrah dari kesia-siaan dan keterdesakkan tersebut.
Seiring Bhante bertumbuh semakin dewasa maka mereka menjadi bagian penting dari latihannya. Maka dapat kita katakan bahwa melihat mayat benar-benar merupakan peristiwa yang sangat menguntungkan. Sesungguhnya ini merupakan kesempatan untuk merenungkan secara mendalam bagi mereka yang memiliki perhatian yang bijaksana. Tetapi itu berlalu bagi mereka yang tidak memiliki perhatian yang bijaksana. Melihat mayat adalah kesempatan untuk memperoleh pembebasan.
Dimasa Sang Buddha, beliau memiliki banyak siswa yang dikarenakan melihat mayat dan bermeditasi terhadap kematian menjadi sanggup untuk mengakhiri penderitaan. Jadi melihat mayat benar-benar merupakan kesempatan bagi pembebasan kita.
Bhante ingin berbagi pengalaman beliau dengan kita semua , salah satu sebab yang menuntun bhante menjalani hidup pentahbisan adalah karena melihat mayat. Ibu dari salah seorang murid bhante telah sakit untuk waktu yang sangat lama. Dan Bhante merupakan salah seorang pendermanya.
Ketika dia terlihat membaik dari hari ke hari dan terlihat seolah-olah seperti dia akan membaik, setelah beberapa waktu kondisinya menurun dan akhirnya dia pun meninggal. Pada saat itu bhante tidak berpikir mengenai kematian beliau sendiri. Saat itu bhante sedang memfokuskan diri secara totalitas untuk berusaha membangun kehidupannya. Bhante bekerja untuk mengumpulkan uang. Bhante bekerja untuk mengumpulkan / mengakumulasi kekayaan. Adalah mudah untuk tidak berpikir akan kematian Bhante, ketika Bhante begitu kerasnya bekerja mengumpulkan benda untuk meningkatkan kehidupannya.
Tapi ketika wanita tersebut meninggal, wanita tersebut meninggal di hadapan Bhante maka itu seperti sebuah peringatan bagi Bhante. Bhante bersama dengannya sepanjang malam tersebut, Bhante melihat perubahan-perubahan mulai dari kondisi membaik, akhirnya menjadi semakin buruk dan memburuk dan akhirnya meninggal. Ketika dia meninggal seperti sebuah alarm bagi Bhante. Rasa keterdesakan spiritual pun muncul dalam diri Bhante. Kami telah merawat dia dengan sangat baik, menyediakan dia obat-obatan yang paling baik, makanan dan akomodasi yang sangat baik. Tetapi tidak ada yang dapat menyelamatkan dia. Ketika waktunya telah tiba, maka dia pun akan meninggal. Bahkan meskipun kita telah memberikan yang terbaik bagi dia, dan obat-obatan termahal dan dia terlihat seperti membaik akhirnya kondisinya pun berubah tanpa bisa diprediksi sebelumnya dan dia pun akhirnya meninggal.
Wanita tersebut masih sangatlah muda. Kematiannya memberikan efek kejut bagi Bhante, dan memunculkan perasaan keterdesakkan spiritual bagi diri Bhante, kemudian di saat itu bhante pun merenungkan bahwa suatu hari nanti kehidupannya pun akan berakhir. Bhante juga akan meninggal. Tetapi tentu kita tidak mengetahui kapan kita akan meninggal, dan bagaimana kita akan meninggal.
Apakah anda Tahu Kapan Anda akan meninggal ? Bagaimana anda akan meninggal ? dan Dimana anda akan meninggal ? Bhante juga tidak mengetahuinya.
Bhante bertanya-tanya seberapa lama bisa hidup ? Apakah anda bertanya Tanya seberapa lama anda bisa hidup ? Bhante tidak mengetahui sampai kapan Bhante bisa hidup.
Pada saat itu Bhante pun merenungkan kematian adalah pasti, kehidupan adalah tidak pasti suatu hari nanti saya pasti akan meninggal. Tetapi tentu saja Bhante tidak mengetahui kapan akan meninggal dan dimana akan meninggal.
Jadi Bhante mempertimbangkan kondisi jika seandainya bisa kemungkinan untuk bisa jatuh ke 4 alam rendah. Jadi hanya dengan pemikiran tersebut sudah bisa memberikan ketakutan bagi diri Bhante, Bhante tahu secara pasti bahwa Bhante ingin terbebas dari penderitaan 4 alam rendah.
Kemudian pertanyaan “Bagaimana” pun memenuhi pikiran Bhante. Bhante menyadari bahwa perlu untuk merubah cara hidupnya selama masih ada waktu dan memiliki kesempatan untuk melakukan apa yang harus dilakukan. Bhante pun menyadari perubahan itu diperlukan sekarang sebelum meninggal.
Disaat itu rasa keterdesakan spiritual tersebut meluap pada diri Bhante, perasaan tersebut sangatlah kuat sekali. Bhante tidak ingin melakukan apapun selain dari melakukan praktek meditasi. Tidak lama kemudian bhante pun mendapatkan dirinya telah memakai jubah.
Jadi cerita pribadi ini memberikan gambaran, mengapa melihat mayat itu benar benar merupakan peristiwa yang sangat menguntungkan sekali . Ini merupakan suatu peringatan , suatu ajaran yang menunjukan kepada pembebasan untuk terbebas dari penderitaan.
Jika kita melihat sesuatu dengan bijaksana , kita akan terinspirasi untuk melakukan hal hal yang baik dan berlatih dengan rajin dan dengan ketetapan hati.
Kapanpun kita melihat bayi yang baru saja lahir, kita mengetahui bahwa diantara jeda kelahiran dan kematiannya makhluk manusia tersebut akan mengalami banyak kontak dengan hal hal yang diduga maupun tak diduga, hal hal yang menyenangkan, maupun hal hal yang tidak menyenangkan.
Meskipun kita sangat bahagia untuk bisa melihat kelahiran, tetapi kebanyakan dari kita tidak mau berpikir mengenai akan berhadapan dengan kematian. Tetapi jika kebenaran itu dikatakan, maka melihat mayat sebenarnya merupakan keuntungan bagi seseorang yang merenungkan dengan baik akan hal tersebut.
Jika kita berbicara mengenai kematian sama halnya pula kita membicarakan mengenai sebab kematian. Beberapa meninggal di saat usia mereka masih muda, beberapa meninggal di saat usia mereka tua. Kenapa ? Di dalam Abhidhamma Sang Buddha pun memberikan penjelasan, terdapat 4 sebab :
1. Beberapa meninggal dikarenakan berakhirnya usia kehidupan mereka (Ayukkhaya marana)
2. Beberapa diantaranya meninggal karena berakhirnya kekuatan kamma reproduktif atau yang memberikan daya hasil kepada mereka (Kammakkhaya marana)
3. Beberapa meninggal karena berakhirnya kedual hal tersebut baik kekuatan kamma reporduktifnya maupun usia kehidupannya (Ubhayakkhaya marana)
4. Beberapa meninggal dikarenakan karena kamma penghancur (Upacchedaka kamma marana), mereka bisa saja meninggal dikarenakan kecelakaan, usia kehidupan mereka masilah tersisa dan kekuatan kamma mereka masih juga tersisa tetapi dikarenakan kamma penghancur, maka mereka pun binasa dan meninggal.
Kita semua mengingat betapa mengejutkan dan menakutkan orang-orang dikarenakan tsunami dahsyat beberapa waktu yang lama yang telah membunuh banyak orang. Ribuan orang terluka atau hanyut di bencana alam tersebut. Bahkan hingga hari ini, kita tidak mengetahui berapa banyak manusia yang mengalami dampak dari kekuatan penghancur dari gelombang pembunuh tersebut. Baik itu tua maupun muda, miskin maupun kaya. Itu merupakan suatu tragedy kolosal, hasil dari kamma penghancur yang dalam bahasa pali disebut sebagai Upacchedaka kamma marana, yang merupakan sebab keempat dari kematian.
Cerita ini Bhante merujuk pada tsunami yang terjadi pada tahun 2004. Bhante ingin menceritakan mengenai tsunami,yang pada saat itu menghantam jepang, jadi disaat 11 Maret pukul 2.46 , tsunami dengan kekuatan gempa 9.6 skala ritcher itu pun menghantam Jepang. Segera setelah gempa tersebut terjadi, maka tsunami dahsyat menghantam jepang. Jadi Tsunami dan gempa tersebut mengakibatkan Jepang mengalami bencana sehingga mengalami banyak sekali kematian, jadi itu merupakan 2 tragedi kolosal. Itu merupakan hasil dari kamma penghancur.
2 Tahun yang lalu badai yang sangat kuat sekali menghantam Myanmar. 16 desa beserta penduduknya di kota Blogelai di distrik Yangon turut hilang di dalam badai tersebut . Itu tidak hanya dikarenakan angin yang sangat kencang tetapi juga dikarenakan gelombang yang sangat besar, dimana orang orang tidak dapat melarikan diri dan akhirnya meningal. Berita terakhir menyebutkan bahwa 100.000 orang meninggal dan banyak diantarnya yang menghilang. Jadi kejadian tersebut juga merupakan tragedy kolosal, hasil dari kamma penghancur yang merupakan sebab ke empat kematian.
Tidak ada yang terjadi tanpa adanya sebab. Sang Buddha berkata bahwa Orang Muda Para makhluk adalah pemilik perbuatan mereka sendiri, pewaris perbuatan mereka sendiri, lahir dari perbuatan mereka sendiri, perbuatan merupakan kerabat mereka sendiri, perbuatan adalah perlindungan bagi mereka sendiri.
Dikarenakan perbuatan mereka maka beberapa meninggal di saat muda dan beberapa meninggal ketika mereka tua. Perbuatanlah yang membedakan para makhluk . Setiap orang meninggal dikarenakan salah satu dari Empat sebab yang telah disebutkan . Beberapa meninggal dikarenakan berakhirnya usia kehidupan mereka, beberapa meninggal dikarenakan berakhirnya kekuatan reporduktif mereka, Beberapa meninggal disebabkan keduanya, Beberapa meninggal dikarenakan kamma penghancur. Kita tidak mengetahui bagaimana, kapan dan dimana kita meninggal.
Meskipun kita tidak tahu akan hal tersebut, akhir kita telah tergaransi oleh permulaan kita.
Note : Artikel ini diambil dari sebagian ceramah Bhante Revata di Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=VMQ1WGS_PwA&index=18&list=PL0Pf-RtIHeHMSp9RG4K_0Con54d9w3iCF –> sampai dengan menit ke 51